Hari-hari berlalu dengan kedekatan dan cinta yang semakin dalam antara aku dan Alex. Setiap detik bersamanya adalah sebuah berkat yang tak ternilai bagiku. Kami saling mendukung dalam impian masing-masing, saling menguatkan di saat-saat sulit, dan menjadi sumber inspirasi satu sama lain.
Namun, kehidupan tidak selalu berjalan mulus. Suatu pagi, ketika sedang bersiap-siap untuk pergi ke galeri seni tempatku mengadakan pameran lukisan, aku menerima telepon dari Alex dengan suara yang cemas.
"Maya, aku ada di rumah sakit. Aku mengalami kecelakaan saat menuju ke pertunjukan piano. Aku ingin kau ada di sini bersamaku," ucap Alex dengan suara gemetar.
Dengan hati yang berdegup kencang, aku segera menuju rumah sakit. Melihat Alex terbaring lemah di ranjang, hatiku hancur. Namun, aku harus tetap kuat untuknya. Aku duduk di sampingnya, memegang tangannya dengan erat.
"Alex, aku di sini. Kau akan baik-baik saja," ucapku dengan suara yang penuh harap.
Selama beberapa hari, kami berdua sama-sama menghadapi masa pemulihan Alex. Aku menemani setiap langkahnya, memberikan dukungan dan kasih sayang yang tak terbatas. Melalui cobaan ini, cinta kami tumbuh lebih dalam dan lebih kuat.
Saat Alex pulih dan akhirnya bisa kembali ke rumah, aku merasa bersyukur akan kehadiran dan kesehatannya. Kami menghabiskan waktu bersama di taman, menatap bintang-bintang malam sambil berbagi cerita dan tawa.
"Maya, aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpamu di sini bersamaku selama masa pemulihanku. Kau adalah malaikat penjaga yang telah dikirim Tuhan buatku," ucap Alex dengan suara penuh terima kasih.
Senyum haru terukir di wajahku. "Aku akan selalu ada untukmu, Alex. Kita akan bersama melewati segala cobaan dan rintangan bersama-sama," ucapku sambil menggenggam tangannya erat.
Hari-hari setelah kecelakaan Alex membuat kami semakin menyadari betapa berharganya setiap momen yang kami miliki bersama. Setiap detik bersamanya adalah anugerah yang harus kami syukuri.
Namun, kejutan tak berhenti di situ. Suatu sore, saat sedang berjalan-jalan di taman, Alex tiba-tiba berhenti di bawah pohon cherry blossom yang indah.
"Maya, aku punya sesuatu untukmu," ucap Alex sambil mengeluarkan kotak kecil dari saku celananya.
Dengan hati berdebar, aku membuka kotak tersebut dan terkejut melihat cincin berkilau di dalamnya.
"Maya, aku mencintaimu dengan segenap hatiku. Apa kau mau menjadi belahan jiwaku, menjadi pasanganku seumur hidup?" ucap Alex dengan mata penuh cinta.
Air mata bahagia mengalir di pipiku. "Alex, aku mau. Aku mau menjadi milikmu selamanya," ucapku dengan suara yang penuh emosi.
Kami saling berpelukan erat, merasakan kehangatan dan kebahagiaan yang tak terlukiskan dengan kata-kata. Di bawah pohon cherry blossom yang indah, Alex mencium bibirku dengan penuh cinta. Langit senja menyaksikan momen indah di mana dua hati yang saling mencintai bersatu.
Kami menghabiskan malam itu dengan penuh kebahagiaan, berjalan di taman sambil berbagi impian-impian masa depan kami bersama. Cinta kami semakin dalam dan mekar seperti bunga yang tumbuh di musim semi.
Matahari terbenam di ufuk barat sementara kami duduk berdampingan di taman. Senja yang indah mewarnai langit, memancarkan kehangatan yang menghiasi hati dan jiwa kami. Langit senja menjadi saksi cinta semakin dalam dan abadi yang kami bagi, dan kami merasa bersyukur akan keajaiban cinta yang membawa kami bersama. Kami saling melengkapi, saling mendukung, dan saling mencintai dengan segenap jiwa dan raga.
Bersambung...
Komentar
Posting Komentar