Suatu sore, saat kami sedang duduk di taman favorit kami, aku memutuskan untuk membicarakan tentang Sophie.
"Alex, aku merasa sedikit khawatir tentang hubunganmu dengan Sophie. Apa kalian masih sering berkomunikasi?" tanyaku dengan hati-hati.
Alex melepaskan pegangan tanganku dan memandangku dalam-dalam. "Maya, aku ingin kau tahu bahwa kau adalah yang terpenting bagiku. Sophie adalah bagian dari masa laluku yang aku sudah selesaikan. Aku mencintaimu, Maya, dan tidak ingin ada yang merusak hubungan kita," ucap Alex dengan tulus.
Di dalam hatiku, aku tahu bahwa aku harus percaya pada Alex. Aku harus melepaskan rasa cemburuku dan mempercayai cinta yang kami bangun bersama. Kami berpelukan erat, dan aku merasa hangat dalam dekapannya.
Namun, cobaan datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Suatu malam, Alex meneleponku dengan suara tegang. "Maya, aku butuh bantuanmu. Sophie datang ke apartemennya dan menuduhku masih memiliki perasaan padanya. Ia meminta pertemuan untuk membicarakan masa lalu kita," kata Alex dengan nada khawatir.
Rasa cemas melanda hatiku. Aku merasa takut akan kemungkinan Alex merasa tergoda dengan masa lalunya. Meskipun demikian, aku harus tetap tenang dan mempercayai hubungan kami.
Keesokan harinya, aku mendampingi Alex ke pertemuan dengan Sophie. Wanita cantik itu tampak canggung ketika melihatku, namun tetap bersikukuh untuk berbicara dengan Alex.
"Alex, aku tahu bahwa kita memiliki kenangan yang indah bersama. Aku hanya ingin tahu apakah perasaanmu padaku masih ada," ucap Sophie dengan wajah penuh harap.
Alex menatapku dengan penuh keyakinan. "Sophie, aku mencintai Maya. Hatiku hanya untuknya. Kita harus memaafkan masa lalu dan melangkah ke depan dengan kejujuran," ucap Alex dengan tegas.
Kata-kata Alex membawa kedamaian dalam hatiku. Sementara itu, Sophie tampak terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk. "Aku mengerti, Alex. Aku hanya ingin kebahagiaanmu. Semoga kalian berdua bahagia bersama," ucap Sophie sambil tersenyum tipis.
Pertemuan itu meneguhkan keyakinanku bahwa Alex memang benar-benar mencintaiku. Kami keluar dari kafe dengan perasaan lega dan bersyukur. Hubungan kami semakin kokoh setelah menghadapi cobaan tersebut.
Di malam yang cerah, kami duduk di taman favorit kami. Cahaya bulan purnama menyinari langit, menciptakan suasana romantis di sekeliling kami.
"Maya, selama ini hatiku hanya untukmu. Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpamu. Kau adalah cahaya dalam kegelapan yang selalu menemani langkahku," ucap Alex sambil menggenggam tangan ku erat.
Air mata haru mulai mengalir di pipiku. "Alex, aku percaya padamu. Kita akan bersama melewati segala cobaan dan rintangan, bukan?" ucapku dengan suara yang gemetar.
Alex tersenyum lembut dan mencium keningku. "Ya, Maya. Kita akan bersama-sama melewati segala rintangan dan membina cinta yang tumbuh di antara kita. Kau adalah segalaku, Maya," ucap Alex dengan penuh kasih.
Kami memeluk erat satu sama lain, merasakan kehangatan dan cinta yang tak tergambarkan dengan kata-kata. Matahari terbenam di ufuk.
Bersambung...
Komentar
Posting Komentar